16 JENIS MAJAS BESERTA CONTOHNYA
Menurut wikipedia majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek - efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas banyak digunakan baik untuk keperluan resmi maupun tidak resmi. Sebagai bahan mempermudah pemahaman tentang majas, dibawah ini akan diberikan Macam - macam Majas dan Contohnya, sebagai berikut :
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebe- narnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya.
Contoh:
"Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali"
"Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku"
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perha- tian karena kebenarannya.
Contoh:
"Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah."
"Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota."
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan.
Contoh:
"Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri."
"Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri"
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
Contoh:
"Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... ."
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
"Pena lebih berbahaya dari pedang."
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah lang- sung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti,sama,sebagai,bagaikan,laksana,dan sebagainya. Contoh:
"Kikirnya seperti kepiting batu."
"Mukanya merah laksana kepiting rebus."
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
"Perahu itu menggergaji ombak."
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah- olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
"Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami."
"Kata-katanya tajam seperti mata pisau"
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
"Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!"
"Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas."
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Contoh:
"Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan se- luruhnya!"
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir.
Contoh:
"Mulut harimau kau!"
"Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)"
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte).
Contoh:
"Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 (pars pro toto)."
"Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Ma- laysia berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem pro parte)."
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
Contoh:
"Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku."
"Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya"
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus.
Contoh:
"Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah me- netapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga)."
"Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK)."
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya.
Contoh:
"Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbang- kan bagi generasi bangsaku."
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
"Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak diseragamkan?"
1. Majas Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebe- narnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya.
Contoh:
"Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali"
"Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku"
2. Majas Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perha- tian karena kebenarannya.
Contoh:
"Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah."
"Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota."
3. Majas Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan.
Contoh:
"Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri."
"Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri"
4. Majas Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
Contoh:
"Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... ."
5. Majas Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
"Pena lebih berbahaya dari pedang."
6. Majas Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah lang- sung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti,sama,sebagai,bagaikan,laksana,dan sebagainya. Contoh:
"Kikirnya seperti kepiting batu."
"Mukanya merah laksana kepiting rebus."
7. Majas Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
"Perahu itu menggergaji ombak."
8. Majas Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah- olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
"Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami."
"Kata-katanya tajam seperti mata pisau"
9. Majas Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
"Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!"
"Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas."
10. Majas Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Contoh:
"Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan se- luruhnya!"
11. Majas Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir.
Contoh:
"Mulut harimau kau!"
"Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)"
12. Majas Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte).
Contoh:
"Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 (pars pro toto)."
"Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Ma- laysia berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem pro parte)."
13. Majas Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
Contoh:
"Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku."
"Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya"
14. Majas Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus.
Contoh:
"Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah me- netapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga)."
"Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK)."
15. Majas Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya.
Contoh:
"Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbang- kan bagi generasi bangsaku."
16. Majas Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
"Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak diseragamkan?"
Komentar
Posting Komentar